Kamis, 02 Mei 2013

Posted by Moti Peacemaker on 19.59 No comments
Seorang seniman terkemuka di Indonesia mengatakan, “hari baru datang menjelang. kehidupan terus berjalan, pohon-pohon jadikan teman. Kehidupan agar tak berhenti. Bukalah hatimu, rentangkan tanganmu. Bumi luas terbentang, satukan hati, tanam tak henti, pohon untuk kehidupan. Dihatiku ada pohon, dihatimu ada pohon, pohon untuk kehidupan, tentram dan damai, hidup rukun saling percaya, hijau rindang sekitar kita. Andai esok kiamat tiba, tanam pohon jangan ditunda. Terus tanam jangan berhenti, alam lestari. Hidup tak akan berhenti.”
Lambang Unirow, universitas IT berkonsep hijau.
Pemikiran manusia yang semakin maju seiring berjalannya waktu membuat segala hal dapat digapai dengan lebih mudah. Kemudahan yang ada sekarang tak luput dari modernitas yang mencuat sebab lahirnya sebuah teknologi dalam berbagai bidang. Manusia semakin giat menciptkan sebuah alat atau program yang mampu menyederhanakan segala hal yang sebelumnya bersifat rumit menjadi lebih mudah. Contoh kecil saja yang selama ini sering kita jumpai, kalkulator atau alat hitung. Sudah tak terhitung manusia yang sangat terbantu dengan adanya teknologi modern yang satu ini. Belum lagi ratusan, ribuan, bahkan jutaan teknologi lain yang sangat membantu dan mempermudah kerja manusia.
Akan tepat, keadaan yang menjadi super mudah ini membuat manusia terlena oleh keadaan. Yang pada akhirnya menghasilkan bisa menjadi sebuah ketimpangan antara keadaan modernitas dan keadaan alam. Orang-orang yang terlena dengan teknologi modern dan lupa dengan keadaan alam akan membuat pergolakan serius dalam kehidupan. Apalagi ketika hal tersebut menjadi konsumsi besar-besaran umat manusia. Sebeb alam tidak bisa tidak disandingkan keadaan keadaan apapun. Ketika keadaan alam dianggap remeh dan disepelekan lantas membuat kerusakan pada alam yang mengakibatkan sebuah permasalahan yang bersifat ekologi.
Keadaan yang bersifat ekologi tidak bisa dianggap remeh. Sebab keadaan bumi pun menjadi titik kunci kehidupan manusia. Maka, disini ada 2 kunci yang mempengaruhi keadaan bumi. Pemikiran serta keadaan. Meskipun orang-orang berfikir sangat maju, akan tetapi tidak perduli dengan kedaan alam yang pada akhirnya akan menimbulkan kerusakan. Pemikiran tersebut tidak mampu berbuat apa-apa kecuali hanya kesia-siaan. Sebab kehancuran sudah berada dititik teratas. Dan teknologi yang tidak bersifat ramah terhadap alam akan menjadi pedang pembunuh kehidupan.
Hal tersebut menjadi pelecut pada orang-orang yang menganggap modernitas dan tekhnologi sebagai jalan menuju sebuah peradaban yang maju, untuk tidak meningalkan kewajiban bersama yang diemban oleh manusia untuk terus tetap menjaga keseimbangan keadaan alam dan lingkungan. Ini sebuah jalan yang tidak bisa lagi ditoleransi. Keseimbangan antara tekhnologi dan lingkungan (alam) tidak bisa tidak berjalan bersamaan ketika manusia berfikir menuju pada peradaban maju dengan tekhonologi modern.
Dan saat ini, keadaan alam berada di titik yang tidak baik atau bahkan memprihatinkan. Sebab banyak hal yang berbahaya yang lahir dari alam sebab kerusakan yang semata-semata dilakukan oleh ulah manusia yang tidak berfikir tentang keadaan alam yang tidak baik akan menjadi titik pembunuh yang luar biasa bagi manusia. Bahkan orang-orang yang sengaja merusak alam dan lingkungan demi kepentingan sendiri.
Tehnologi yang baik akan menjadikan sebuah kedamaian yang mampu menjadi titik keabadian –penyelamatan- bagi kehidupan manusia. Seimbang, alam dan tekhnologi. Dan akan tercipta keabadian hakiki. Kehidupan madani.

Teknologi abadi itulah yang mungkin dijadikan dasar Universitas PGRI Ronggolawe Tuban dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi berkonsep Green [IT] Campuss.
Assalamualaina wa ‘ala ‘ibadillahissholihin.
Salam

0 komentar :

Posting Komentar