Seorang seniman
terkemuka di Indonesia mengatakan, “hari
baru datang menjelang. kehidupan terus berjalan, pohon-pohon jadikan teman.
Kehidupan agar tak berhenti. Bukalah hatimu, rentangkan tanganmu. Bumi luas
terbentang, satukan hati, tanam tak henti, pohon untuk kehidupan. Dihatiku ada
pohon, dihatimu ada pohon, pohon untuk kehidupan, tentram dan damai, hidup
rukun saling percaya, hijau rindang sekitar kita. Andai esok kiamat tiba, tanam
pohon jangan ditunda. Terus tanam jangan berhenti, alam lestari. Hidup tak akan
berhenti.”
Lambang Unirow, universitas IT berkonsep hijau. |
Pemikiran manusia yang
semakin maju seiring berjalannya waktu membuat segala hal dapat digapai dengan
lebih mudah. Kemudahan yang ada sekarang tak luput dari modernitas yang mencuat
sebab lahirnya sebuah teknologi dalam berbagai bidang. Manusia semakin giat
menciptkan sebuah alat atau program yang mampu menyederhanakan segala hal yang
sebelumnya bersifat rumit menjadi lebih mudah. Contoh kecil saja yang selama
ini sering kita jumpai, kalkulator atau alat hitung. Sudah tak terhitung
manusia yang sangat terbantu dengan adanya teknologi modern yang satu ini.
Belum lagi ratusan, ribuan, bahkan jutaan teknologi lain yang sangat membantu
dan mempermudah kerja manusia.
Akan tepat, keadaan
yang menjadi super mudah ini membuat manusia terlena oleh keadaan. Yang pada
akhirnya menghasilkan bisa menjadi sebuah ketimpangan antara keadaan modernitas
dan keadaan alam. Orang-orang yang terlena dengan teknologi modern dan lupa
dengan keadaan alam akan membuat pergolakan serius dalam kehidupan. Apalagi
ketika hal tersebut menjadi konsumsi
besar-besaran umat manusia. Sebeb alam tidak bisa tidak disandingkan keadaan
keadaan apapun. Ketika keadaan alam dianggap remeh dan disepelekan lantas
membuat kerusakan pada alam yang mengakibatkan sebuah permasalahan yang
bersifat ekologi.
Keadaan yang bersifat
ekologi tidak bisa dianggap remeh. Sebab keadaan bumi pun menjadi titik kunci
kehidupan manusia. Maka, disini ada 2 kunci yang mempengaruhi keadaan bumi.
Pemikiran serta keadaan. Meskipun orang-orang berfikir sangat maju, akan tetapi
tidak perduli dengan kedaan alam yang pada akhirnya akan menimbulkan kerusakan.
Pemikiran tersebut tidak mampu berbuat apa-apa kecuali hanya kesia-siaan. Sebab
kehancuran sudah berada dititik teratas. Dan teknologi yang tidak bersifat ramah terhadap alam akan menjadi pedang
pembunuh kehidupan.
Hal tersebut menjadi
pelecut pada orang-orang yang menganggap modernitas dan tekhnologi sebagai jalan
menuju sebuah peradaban yang maju, untuk tidak meningalkan kewajiban bersama
yang diemban oleh manusia untuk terus tetap menjaga keseimbangan keadaan alam
dan lingkungan. Ini sebuah jalan yang tidak bisa lagi ditoleransi. Keseimbangan
antara tekhnologi dan lingkungan (alam) tidak
bisa tidak berjalan bersamaan ketika manusia berfikir menuju pada peradaban
maju dengan tekhonologi modern.
Dan saat ini, keadaan
alam berada di titik yang tidak baik atau bahkan memprihatinkan. Sebab banyak
hal yang berbahaya yang lahir dari alam sebab kerusakan yang semata-semata
dilakukan oleh ulah manusia yang tidak berfikir tentang keadaan alam yang tidak
baik akan menjadi titik pembunuh yang luar biasa bagi manusia. Bahkan
orang-orang yang sengaja merusak alam dan lingkungan demi kepentingan sendiri.
Tehnologi yang baik
akan menjadikan sebuah kedamaian yang mampu menjadi titik keabadian
–penyelamatan- bagi kehidupan manusia. Seimbang, alam dan tekhnologi. Dan akan
tercipta keabadian hakiki. Kehidupan madani.
Teknologi abadi itulah yang mungkin dijadikan dasar Universitas PGRI Ronggolawe Tuban dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi berkonsep Green [IT] Campuss.
Teknologi abadi itulah yang mungkin dijadikan dasar Universitas PGRI Ronggolawe Tuban dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi berkonsep Green [IT] Campuss.
Assalamualaina wa ‘ala
‘ibadillahissholihin.
Salam